Sabtu, 17 Januari 2015

Artikel dengan catatan kaki

Persiapan mapan si burung besi.

Baru-baru ini kita dikejutkan oleh kecelakaan udara yakni pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di Pangkalan Selat Karimata. Banyaknya aspek yang harus disiapkan dalam persiapan penerbangan menjadi salah satu prioritas utama bagi pihak maskapai maupun pemerintah dalam industri penerbangan. Tentunya prioritas tersebut adalah keselamatan penumpang penerbangan. Persiapan
yang dilakukan tidak main-main, mulai dari check up seluruh badan pesawat hingga mesinnya serta perlu pula dilakukan brifing tatap muka antara pilot yang akan terbang dengan Petugas Operasional Penerbangan. Pengamat penerbangan dari Universitas Gadjah Mada, Arista Atmadjati, Minggu, mengatakan, ada indikasi sejumlah maskapai penerbangan murah (LCC) sering kali melakukan penghematan biaya, termasuk di bidang sumber daya manusia1. Tentunya hal ini sangat disayangkan mengingat keselamatan adalah hal paling utama dalam dunia transportasi. Yang perlu diperhatikan pula adalah kebijakan ruang udara terbuka di Indonesia masih terdapat banyak kekurangan2. Untuk itu, diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan pihak maskapai untuk mengurangi resiko adanya kecelakaan udara, hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama pula dalam memonitoring persiapan si burung besi.




1 MBA/MAR/DEA/DHF. 2015. “Brifing Tatap Muka Itu Penting!”. Kompas 5 Januari 2015

2 Emmy Latifah, Liberisasi Perdagangan Jasa Pernerbangan Melalui Kebijakan Open Sky dan Implikasinya Bagi Indonesia, Jurnal Hukum No. Edisi Khusus Vol. 18 Oktober 2011 : 1-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar