Persiapan mapan si burung besi.
Baru-baru ini kita dikejutkan
oleh kecelakaan udara yakni pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di Pangkalan
Selat Karimata. Banyaknya aspek yang harus disiapkan dalam persiapan
penerbangan menjadi salah satu prioritas utama bagi pihak maskapai maupun
pemerintah dalam industri penerbangan. Tentunya prioritas tersebut adalah
keselamatan penumpang penerbangan. Persiapan
yang dilakukan tidak main-main,
mulai dari check up seluruh badan pesawat hingga mesinnya serta perlu pula
dilakukan brifing tatap muka antara pilot yang akan terbang dengan Petugas
Operasional Penerbangan. Pengamat penerbangan dari Universitas Gadjah Mada,
Arista Atmadjati, Minggu, mengatakan, ada indikasi sejumlah maskapai
penerbangan murah (LCC) sering kali melakukan penghematan biaya, termasuk di
bidang sumber daya manusia1. Tentunya hal ini sangat disayangkan
mengingat keselamatan adalah hal paling utama dalam dunia transportasi. Yang perlu
diperhatikan pula adalah kebijakan ruang udara terbuka di Indonesia masih
terdapat banyak kekurangan2. Untuk itu, diperlukan kerja sama yang
baik antara pemerintah dengan pihak maskapai untuk mengurangi resiko adanya
kecelakaan udara, hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama pula dalam
memonitoring persiapan si burung besi.
1 MBA/MAR/DEA/DHF.
2015. “Brifing Tatap Muka Itu Penting!”. Kompas 5 Januari 2015
2 Emmy Latifah,
Liberisasi Perdagangan Jasa Pernerbangan Melalui Kebijakan Open Sky dan
Implikasinya Bagi Indonesia, Jurnal Hukum No. Edisi Khusus Vol. 18 Oktober 2011
: 1-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar